Apa
itu Geothermal ?
Masalah energi bukan merupakan isu baru. Apalagi ketika
berurusan dengan energi fossil atau orang awam menyebutnya BBM yang telah
menjadi energi utama dunia saat ini. Kebutuhan energi meningkat seiring
meningkatnya pertumbuhan penduduk dunia. Hal ini menimbulkan timbal balik yang
cukup rumit dimana kuantitas energi fossil berkurang sedangkan kebutuhan akan
energi selalu bertambah. Akibatnya, terjadi kelangkaan energi dimana-mana tak
terkecuali negara berkembang seperti Indonesia yang setiap tahunnya mengalami
peningkatan permintaan listrik sebesar 10% yang artinya Indonesia membutuhkan
pasokan energi sebanyak 6 Giga Watt per tahun. Kita sebagai manusia penikmat
energi yang Tuhan berikan ini sudah sepatutnya sadar akan masalah ini.
Bagaimana
mengisi kekosongan energi ini ?
Kita tidak mungkin membiarkan kelangkaan energi membuat
perkembangan iptek, industri, dan perekeonomian terhenti. Tanpa memangkas
perkembangan ketiga aspek kita dapa mengisi kekosongan energi dengan yang
dinamakan energi terbarukan. Salah satu energi terbarukan yang sedang
dikembangkan di Indonesia adalah energi geothermal atau panas bumi. Energi
geotermal sangat penting dan menjanjikan sumber energi alternatif yang telah
menunjukkan pertumbuhan terus menerus sepanjang abad ini. baiknya adalah
Indonesia menempati posisi ketiga dalam menggunakan energi geothermal sebagai
penghasil listrik yaitu 1,197 MWe.
Gambar 1. Potensi Energi Geothermal Indonesia
(Sumber :
www.indonesia-investments.com)
Banyak
orang yang belum pernah mendengar energi terbarukan ini. Kebanyakan orang
berpikir energi terbarukan hanya berasal dari angin, air terjun, dan cahaya
matahari.
Jadi,
apa itu Geothermal ?
Geothermal terdiri dari dua kata, Geo yang artinya bumi dan
Thermal yang artinya suhu. Secara umum dapat diartikan sebagai pemanfaatan
energi panas magma dalam perut bumi yang terperangkap di bebatuan yang berada
di bawah kerak bumi. Kita tahu panas adalah salah satu bentuk energi, panas ini
akan berinteraksi dengan air disekitarnya kemudian akan menhasilkan uap yang
akan menggerakkan turbin sehingga dapat dimanfaatkan atau diubah menjadi energi
listrik. Di dunia energi panas bumi tak hanya dimanfaatkan sebagi penghasil
energi listrik namun juga sebagai pemanas ruangan, air dan lain-lain. Energi
geothermal ini relatif bersahabat dengan lingkungan daripada energi fossil.
Indonesia terletak di sabuk gunung api dunia yang disebut Ring of Fire. Sehingga Indonesia menjadi
salah satu negara yang diharapkan mampu menghasilkan potensi energi geothermal
yang besar. Beberapa pulau yang dilewati sabuk gunung api tersebut adalah
Sumatera, Jawa, Bali serta beberapa pulau kecil timur nusantara yang
berdasarkan data International Geothermal
Associationi diperkirakan memiliki potensi mencapai sekitar 28 GWe yang
terdiri dari 312 lokasi yang berpotensi menghasilkan energi geothermal. Kini
ada 10 lokasi yang beroperasi yaitu Darajat (260 Mwe), Wayang Windu (227 MWe),
Gunung Salak (377 MWe), Kamojang (200 MWe), Dieng (60 MWe), Sibayak (11 MWe), Lahendong
(87 MWe), Mataloko (2.5 MWe), Ulumbu-Flores (5 MWe), dan Ulu Belu-Sumatera
Selatan (110 MWe).
Gambar 2. Titik Potensi
Panas Bumi Indonesia
(Sumber : Farasi,
dkk.2014.Current Status Geothermal Energy in Indonesia)
Lalu,
amankah energi geothermal ini ?
Energi
geothermal relatif lebih aman dalam artian lebih ramah lingkungan ketimbang
energi fossil. Namun, masih timbul rasa kekhawatiran di kalangan mayarakat dan
juga para engineer.
Sejak bencana nuklir Fukushima pada 11 Maret 2011,
pembahasan dan kajian seputar masa depan sumber daya dan pasokan energi dunia
telah sampai di semua lapisan masyarakat. Sebuah isu baru berkembang, sumber
daya terbarukan semakin mendapat perhatian. Dalam sains, teknologi, ekonomi,
keselamatan, dan penerimaan publik. Walaupun, kerusakaan di atas permukaan
cukup kecil, pertanyaannya tetap mengenai bagaimana dampak di bawah permukaan.
Untuk membawa energi panas bumi ke tingkat produksi dan distribusi, penelitian
lebih lanjut diperlukan di bidang teknik geoteknik, ilmu pengetahuan alam, dan
juga sosioekonomi. Untuk pengoperasian sistem panas bumi dalam jangka panjang
yang aman, diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai fungsi permukaan bawah
geologi dan perubahan kondisi termal, hidrolik, mekanik, dan biogeokimia. Dan
juga biaya pembangungan infrastruktur serta pengeboran akan sangat mahal, maka
perlu adanya cara untuk mengubah reservoir bawah permukaan ke dalam penukar
panas yang efisien. Dalam berbagai karya ilmiah dan jurnal penelitian terdapat
suatu sistem yang sedang dikembangkan yaitu yang disebut sistem panas bumi yang
ditingkatkan atau direkayasa (EGS). Meskipun beberapa proyek penelitian panas
bumi telah dilakukan atau sedang berlangsung dan pembangkit listrik beroperasi,
pemahaman atas EGS ini perlu ditingkatkan. Sistem geotermal dangkal telah lama
menjadi fokus pengembangan teknik. Berdasarkan data SpringOpen di Jerman saja, sekitar setengah juta pompa panas telah
dipasang. Penelitian terkini tentang sistem dangkal berfokus pada optimasi dan
dampak lingkungan. Misalnya, pompa panas bumi biasanya dipasang tanpa
pengetahuan rinci tentang struktur bawah permukaan. Pengembangan dan akses
terhadap data ini akan sangat meningkatkan efisiensi dan produktivitas sistem
geothermal dangkal. Di sisi lain telah diamati bahwa di bawah permukaan bumi
telah mengalami peningkatan suhu setiap tahunnya Oleh karena itu, perlu adanya
penelittian lebih lanjut dan secara lebih rinci terhadapap efek jangka karena
ekosistem sangat sensitif terhadap perubahan suhu sebagai konsekuensi
penggunaan panas bumi skala besar di bawah permukaan. Kontribusi essay, ide,
dan jurnal dari masyarakat dan juga akademisi sangat diperlukan dalam studi
geologi, geofisika terutama meyangkut eksplorasi geothermal termasuk penentuan
karakteristik reservoir gethermal. Dan juga bukan hanya masalah teknis tetapi
tentang konsekuensi terhadap sosial ekonomi dan sosial lingkungan. Sehingga,
dapat mewujudkan satu paket portofolio untuk pengembangan energi di masa yang
akan datang.
Info seputar energi dan sumber daya mineral dapat mengunjungi website Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia di www.esdm.go.id
#15HariCeritaEnergi
#KESDMRI
Referensi
Farasi, Daniarta.Current
Status Geothermal Energy in the Indonesia: Esploring Issues and Solution.
2014
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/energi-panas-bumi/item268?
Novalina, Adrian. Study
of Potential Geothermal Energy as an Alternative Energy in Gedongsongo, Central
Java.2014
No comments:
Post a Comment