Indonesia dengan Energi Masa Depan


Bukan lagi menjadi tanda tanya bahwa energi merupakan penunjang pokok kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil saja seperti makan berfungsi sebagai energi untuk berkativitas sampai hal yang lebih kompleks seperti ketersediaan bahan bakar untuk memasak baik dari minyak, gas, ataupun kayu dan bahan bakar untuk hal lain seperti transportasi serta ketersediaan listrik yang menyokong hampir segala aspek kehidupan. Hampir semua sumber energi yang digunakan adalah energi yang berasal dari energi fossil semisal batu bara serta minyak dan gas bumi. Hampir sekitar 90 persen sumber energi masih dikuasai oleh energi fossil. Energi fossil berasal dari timbunan material organik yang mengalami proses yang sangat lama dan terjadi dalam suhu dan tekanan yang tinggi. Proses yang lama menjadi kata kunci bahwa suatu saat cadangan energi fossil akan habis karena waktu regenerasi minyak yang terbentuk tidak sebanding dengan eksploitasi yang begitu pesatnya. Diperkirakan cadangan migas yang ada sekarang akan habis dalam kurun waktu 11,6 tahun jika tidak ditemukan cadangan baru (Jurnal KESDM, 2016 Edisi 2). Lalu, timbul pertanyaan bagaimana menyediakan energi yang dapat berregenerasi dengan cepat sehingga antara pemanfaatan dan proses pembentukan sebanding sehingga energi akan tercipta terus menerus dalam artian dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Indonesia salah satu negara berkembang yang berarti memiliki permintaan energi yang akan terus meningkat dan sampai bulan Mei tahun 2017 ini masih ada desa sekitar 12000 yang belum terlistriki dan yang gelap gulita dengan angka mencapai lebih dari 2000 desa (www3.esdm.go.id). Dalam 15 tahun terakhir permintaan energi nasional meningkat rata-rata 4 persen per tahun. Berdasarkan hasil penelitian di Pusat Kebijakan Keenergian ITB, permintaan energi nasional dalam kurun waktu 20 tahun mendatang masih akan terus meningkat pada kisaran 4-5 persen per tahun.
Berangkat dari permasalahan di atas bahwa masih banyaknya desa yang masih belum terlistriki dan bahkan gelap gulita,  Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) membuat sebuah program yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Program ini dinamakan dengan Patriot/Penggerak Energi Tanah Air (PETA).
Sebelum diterjunkan menuju lapangan tempat daerah yang belum terlistriki tersebut para patriot didik akan kompetensi yang sangat penting. Berdasarkan Jurnal KESDM tahun 2016 ada tiga kompetensi yang harus tercapai dan dimiliki para patriot ini. Pertama, kompetensi kejuangan berupa pelatihan fisik. Dalam pelatihan ini, pihak ESDM menggandeng Organisasi Pecinta Alam Wanadri sebagai pelatih yang memberikan pelatihan dan mengajarkan para patriot secara langsung untuk bertahan selama 6 hari di dalam hutan. Dengan segala keterbatasan yang ada, patriot harus mampu bertahan dan terus melakukan pergerakan. Pelatihan fisik ini sangat bermanfaat pada saat penempatan di lapangan, karena lokasi penempatan yang sulit terjangkau sangat dibutuhkan ketahanan fisik yang kuat. Kedua, kompetensi keteknikan berupa pengetahuan secara detail tentang solar cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu, diberikan juga pengetahuan tentang macam-macam sumber energi baru terbarukan beserta teknologi pemanfaatannya. Harapannya adalah para patriot dapat mengidentifikasi sumber-sumber energi terbarukan yang ada dilokasi penempatan, yang nantinya bisa dikembangkan untuk menghasilkan energi. Kompetensi ketiga adalah pembangunan berbasis masyarakat, yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa menggerakkan masyarakat untuk melihat dan mengidentifikasi penyebab suatu permasalahan dan menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama. Dan terakhir, kompetensi yang merupakan bobot paling utama adalah keikhlasan, yang mengajarkan bagaimana membangun empati dengan mensinergikan antara hati dan pikiran. Kompetensi ini menjadi ruh dalam program ini, sebab apa saja yang akan patriot temukan dan rasakan, keikhlasan menjadi tempat kembali.
Ketiga kompetensi tersebut sangat diperlukan karena pemikiran dan proyek dari para stakeholder yang akan menentukan hasil akhirnya adalah mereka para patriot selain itu harapan yang tercantum pada visi dirjen ketenagalistrikan Kementrian ESDM dapat tercapai dengan baik yaitu terwujudnya sektor ketenagalistrikan dan ketersediaan suplai tenaga listrik secara kontinyu dengan mutu yang baik dan memenuhi standar keselamatan ketenagalistrikan sangat diperlukan guna mewujudkan sistem ketenagalistrikan nasional yang berkelanjutan yang andal, aman, akrab lingkungan, kualitas tinggi, efisien dan rasional untuk memperkokoh pembangunan nasional yang berkelanjutan sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Dari selama lima belas hari menulis tentang energi baru terbarukan, terdapat hal pokok yang bisa dirangkum. Bahwa begitu besar potensi energi yang ada di Indonesia ini, mulai dari potensi geothermal yang menyebar sepanjang daerah sabuk ring of fire dengan potensi 28 GWh, bahan bakar nabati memiliki potensi yang luar biasa mencapai 32.654 MW, energi surya yang mencapai 112.000 GWp, tenaga air yang mencapai 75.000 MW, potensi tenaga dari air laut mencapai 17.989 MW dari arus, 1.995 MW dari gelombang, serta panas laut 41.001 MW, energi angin yang mencapai 3,6 MW, dan juga potensi energi dari biomassa sebesar 32.000 MW.
Semua potensi yang besar itu akan hanya menjadi benda mati dan tidak berguna jika hanya didiamkan begitu saja. Namun, jika semua pihak yaitu mulai dari pemerintah dan masyarakat mampu bekerja sama maka potensi itu akan menghasilkan suatu produk yang mampu mengangkat bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dengan ketahanan serta kemandirian energi di masa yang akan datang tanpa menghiraukan juga pada aspek yang lain yaitu dampak terhadap alam ini.

Info seputar energi dan sumber daya mineral dapat mengunjungi website Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia di www.esdm.go.id

       #15HariCeritaEnergi
       #HariKelimabelas
       #KESDMRI

Referensi

digilib.itb.ac.id diakses pada jam 16.00 31 Agustus 2017
Kementrian ESDM. 2016.Program Strategis EBTKE dan Ketenagalistrikan.Jurnal Energi 2016 Edisi 2. Halaman 48-55
Pusat Data dan Teknologi Informasi KESDM. 2015. Pemodelan dan Perkiraan Penyediaan dan Pemanfaatan Migas, Batu Bara, EBT & Listrik. Jakarta


No comments:

Post a Comment